Powered By Blogger

Translate

Senin, 30 Januari 2017

Manakah?: Logika Naskah Kuna dan Sanggahan Pengguna Modern

Foto Waskita Kinanthi.

                                       Salahnya di mana ?

Pasangan ba kuna sama dengan nglegenanya,
Pasangan ha di bawah, sama dengan ha bali..
Lalu,pengertian aksara jawa kuna salah, lahir belakangan, bisa dijelaskan ?
Dari dua elemèn ini saja sudah membuktikan aksara jawa kuna tidak salah...
Yg salah adalah yg menganggapnya (bukti tersebut) salah..
Sering saya bilang,kan..
kita itu masih goblog.. mbah pur, dan mbah hadi tidak mungkin salah. tim unicode tidak mungkin kliru...
Saya sungguh sangat mengucap syukur alhamdulillah.. mereka yg terdepan,yg memperjuangkan aksara sehingga bisa masuk di unicode,diakui dunia adalah mereka,orang orang yg cerdas yang tidak mendem filosofi murahan..
Kalau saja unicode didåftarkan dengan dasar hanacaraka sang filosof murahan tadi..
hancur sudah aksara jawa.....

- Kesimpulan dan ulasan tentang perkembangan aksara jawa dengan penekanan tertuju pada penggunaan dan penggunanya.-
Bisa jadi yg sekarang pasangan separoh, dulunya utuh semua, atau itu adalah gaya masing masing penulis..
Banyak (juga) kok yg menulis pasangan ka,la,ta itu utuh.. 
Tapi yg dimaksud (oleh saya itu) begini,
ambil contoh pasangan la. mau utuh atau separuh, adalah sama, m
engapa ? 

Misalnya berubah dari waktu ke waku, itu murni karena pengaruh waktu, dan gaya tulis tadi.
tidak ada yg diganggu,bukan ? 

Dia tetap pasangan la,meski bentuknya separoh atau utuh.. 
Lain dengan pasangan ba,
ini jelas sengaja ditukar sepihak dan yg lainya ditiadakan dibuat baru, karena pasangan ba bukan miliknya.. 

Ini bukan massalah sepele,lho.... 
Ada berapa juta orang jawa yg tidak tau kalau pasangan sa, ba adalah hasil penukaran ? 
Ketika ada teks lama dikira pasangan ba ,padahal pasangan bha (itu masih mending).
(Lalu,) Berapa banyak yg kebingungan dengan pasangan sa, sampai tidak bisa menenali sama sekali kalau itu pasangan (yang asli) ? 
Lalu, (hanya) karena ketidaktahuan (malah) teksnyalah (teks kuno) yg disalahkan.. 
Untuk kasus pasangan ha, tidaklah terlalu berpengaruh, karena meski dulu di bawah lalu menjadi di samping ,yg berubah jg pasangan dia sendiri.. bukan hasil tukar menukar.. (bukan milik pasangan lain, sehingga tidak rancu).
Ketika ada naskah lama, (sebenarnya) tidak salah baca. 
Jika mau menggunakan ha bawah,ya boleh saja..mungkin font (komputer) yg tidak mendukung.. 
(Lalu,) Sebagian mungkin heran dengan aksara bali, mengapa banyak perbedaan,
tanpa mengerti bahwa aksara bali-lah yg benar.. (yang evolusinya runtut dari aksara kuno)

Ironisnya wong jawa mengklaim aksara jawa (yang sekarang ini) lebih tua.. 
Bagaimana ?? (Logikanya apa?)

*) Kesimpulan:
1. Gaya tulis, tukar menukar huruf dsb menurut sy semua pasti ada sejarahnya masing2. Sebagai generasi penerus yg mewarisi ini semua, kita semestinya mencatat & memahami semua sejarah tsb. Bahwa ada banyak orang jawa tidak tahu, y kewajiban kita memberitahu/mencari tahu. Jika kita mencintai budaya jawa, mari belajar berdamai dgn sejarah. Krn sejarah adalah proses, bukan semata2 hasil... Jika sekarang kita bersepakat untuk memulai sejarah (utk mengembalikan sejarah awal), sy meminta kita berdamai dg sejarah. Krn hanya dg damai & maaf, sejarah baru kembali berjalan dan berproses. 
2. Ini saja sudah dapat dipakai sebagai PENDAHULUAN sebuah buku pedoman penulisan aksara jawa di masa kini. Tentu baru sekelumit, karena harus diselaraskan dng software (piranti lunak) yg bisa berjalan di OS gawai (gadget) dan PC.
Tidak kalah penting menulis pedoman tata cara menulis aksara jawa manual. Walaupun kuantitas (jumlah) penulis aksara jawa manual (tulisan tangan) diprediksi bakal sangat sedikit (dibandingkan ketik), tetapi tetap harus ada pedomannya. (sebab ini bahasa, bukan taman kanak-kanak :v)

 -Disunting dan diedit dari: Grup Sinau Nullis Jawa

Yang anda butuhkan:
Perkembangan-aksara-kawi-dan-asal-usul-aksara-jawa 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari saling memberi kritik dan saran positif!

Cari Artikel Lain...

Rehat sejenak...