Haloo teman-teman semua ^-^ Pada kesempatan kali ini saya ingin ingin membahas tentang 'Hanzi'
(Traditional - Simplified)
Aksara Han atau Aksara Tionghoa adalah aksara morfemis yang digunakan dalam penulisan bahasa Tionghoa dan beberapa bahasa Asia. Dalam Bahasa Mandarin dinamakan Hanzi (Hanzi Sederhana: 汉字; Hanzi Tradisional: 漢字; Pinyin: Hànzì).[2] Aksara Han telah diadaptasi untuk menulis beberapa bahasa lain termasuk Jepang yang dikenal sebagai kanji, Korea yang dikenal sebagai hanja, dan Vietnam dalam sebuah sistem yang disebut chữ Nôm. Secara kolektif, aksara-aksara ini dikenal dengan nama aksara CJKV(Cina Jepang Korea Vietnam). Aksara Han merupakan sistem penulisan tertua di dunia yang digunakan secara terus-menerus.[3] Berdasarkan penggunaannya saat ini secara luas di Asia Timur, dan penggunaan historis di seluruh Sinosfer, aksara Han adalah salah satu sistem penulisan di dunia yang diadopsi secara luas.
( https://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Han )
Aksara ini pada awalnya adalah adaptasi bentuk atau gambar yang menjadi sebuah logogram yang digunakan untuk melambangkan tiap tiap benda.
(Proses pembentukan aksara han dari waktu ke waktu)
Aksara ini paling banyak digunakan di daerah-daerah yang menggunakan bahasa cina, seperti RRC (Republik Rakyat Cina), Taiwan, Hong Kong dan Singapura. Sedangkan di Vietnam, Aksara Han sudah jarang digunakan sebagai akibat dari pemaksaan penggunaan Aksara Latin oleh bangsa penjajah. Untuk memudahkan pembacaan, Aksara Han juga ditransliterasikan dalam Aksara Latin yang biasa disebut dengan Pinyin sementara Jepang dan Korea menggunakan Romaji dan Romaja. Aksara Han di daerah Taiwan masih berbentuk tradisional yang lebih rumit, sedangkan di daerah lain umummnya menggunakan versi yang telah disederhanakan.
Selain itu, aksara Han mengalami banyak perubahan pada tiap-tiap dinasti Cina sehingga terbentuk beberpa versi aksara Han yang dipakai, entah pada stempel atau yang lain-lain, mirip seperti jenis font untuk jaman sekarang.
(Urutan jaman, kanan ke kiri: Seal script, Clerical sript, Regular script, Ming, San-serif)
Di jepang, aksara Han pada awalnya digunakan untuk ekspresi bahasa dalam tulisan, sebab Jepang hanya memiliki bahasa oral tanpa bahasa tertulis. Sehingga, Kanji digunakan untuk diambil suaranya ataupun artinya asli. Dimana, hal tersebut sangat membingungkan bagi beberapa orang untuk membaca suaranya saja (diterjemahkan sebagai aksara bahasa Jepang) atau diambil makna aslinya.
Aksara Han (Kanji) sangat terbatas pada kalangan pria saja terutama kaum bangsawan. Beberapa wanita membuat bentuk kursif untuk kanji yang nantinya membentuk aksara Hiragana (Onna-de). Sedangkan, para biksu agama budha membuat versi katakana untuk mempermudah pembedaan fungsi kanji pada tulisan. Hiragana dan katakana adalah penyederhanaan kanji tertentu yang sering digunakan secara fonetis (Man'yogana) bukan semantis.
( Pembentukan Hiragana (kiri) dan Katakana (kanan))
Semenjak adanya Hiragana dan Katakana, Manyogana yang menggunakan fungsi fonetis Kanji tergantikan sehingga lebih mudah dalam mengetahui arti dan maksud suatu tulisan
.
(Penulisan modern dalam bahasa Jepang)
Sama seperti Jepang, pada awalnya bangsawan Korea menggunakan aksara Han atau Hanja secara fonetis (suara) ataupun semantis (arti). Lalu, Raja Sejong membuat Hangul untuk mempermudah rakyat menulis dan membaca karena tingginya buta aksara. Namun, pada perkembangannya tidak seluruh rakyat dapat mendapat pelajaran sehingga program ini pun sedikit gagal. Tetapi, Kekaisaran Jepang menghidupkan teks campuran yang dulu digunakan para bangsawan dan kaum elit Korea untuk mempermudah dalam berkomunikasi dengan Jepang (karena pada dasarnya, Hanzi-Kanji-Hanja itu sama, walaupun pada penggunaan dan cara baca karakter pada tiap negara berbeda).
(Sietem penulisan campuran di Korea pada masa kerajaan dan peralihan)
Langkah yang dibuat oleh Kekaisaran Jepang ini cukup sukses dalam mengurangi iliterasi di kalangan rakyat jelata Korea. Akan tetapi, pada saat masa nasionalisme di korea, Presiden Korea selatan dan Presiden Korea Utara sepakat untuk menggantikan Hanja yang berasal dari Cina dengan Hangul pada seluruh teks dengan memberi spasi guna mempermudah pembacaan. Sehingga, penggunaan Hanja saat ini hampir tidak ada kecuali pada kalangan universitas walaupun masih diajarkan di sekolah tinggi Korea sebagai tambahan pemahaman kosa kata.
(Sistem penulisan modern di Korea)
Untuk asal hangul sendiri, ada yang berpendapat sebagai turunan Hanja seperti Hiragana/katakana, namun ada juga sebagian kalangan terdidik yang berpendapat sebagai turunan aksara Phaghspa dari Mongolia.